Selasa, 08 Mei 2012

Pengangguran Dan Inflasi

1.Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
2.Jenis dan Macam Pengangguran

a.Menurut lama waktu kerjanya :

1.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment). adalah orang  yang sama sekali tidak bekerja
2.      Setengah menganggur (Underemployment). Adalah orang yang bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja
3.      Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Adalah  Tenaga kerja  yang tidak bekerja secara optimum karena tidak ada kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuannya.

b.Menurut penyebabnya :

  1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment. Adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
  2. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment. Adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur atau disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja
  3. Pengangguran Siklikal / Siklus. Adalah  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turunnya aktifitas atau keadaan perekonomian suatu Negara (business cycle).
  4. Pengangguran Struktural. Adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidakcocokkan  antara keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tesedia atau pengangguran akibat adanya perubahan struktur ekonomi.

3.Dampak pengangguran terhadap lingkungan sosial
Tingkat pengangguran yang tinggi dapat membawa berbagai dampak pada proses pembangunan ekonomi. Agar tidak terus berlanjut, pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran, karena masalah pengangguran adalah masalah yang sangat vital dan sensitif bagi kestabilan ekonomi dan keamanan suatu negara. Pengangguran dapat membawa dampak yang sangat berbahaya jika tidak segera diatasi. Pengangguran berdampak dalam bidang ekonomi, sosial, maupun secara individual pada pelaku pengangguran itu sendiri. Diantara dampak pengangguran tersebut antara lain:

  1. Penurunan permintaan agregat.
  2. Penurunan penawaran agregat.
  3. Penurunan tingkat upah.
  4. Penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat.
  5. Penurunan tingkat investasi.
  6. Penurunan penerimaan pajak.
  7. Munculnya sektor informal.
  8. Menimbulkan masalah sosial.
  9. Penurunan potensi dan produktivitas individu.

4.Upaya mengatasi pengangguran
Dampak dari pengangguran akan terus meluas jika tidak segera diatasi. Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi pengangguran :
  • Memperluas kesempatan kerja
perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
  1. meningkatkan kegiatan produksi
  2. meningkatkan investasi
  3. meningkatkan proyek pekerjaan umum
  4. mendorong kegiatan wirausaha
  5. meningkatkan program padat karya
  6. meningkatkan kegiatan ekspor impor.

  • Menurunkan jumlah angkatan kerja
pengangguran antara lain disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang terlalu cepat. Untuk mengurangi pertumbuhan angkatan kerja tersebut dilakukan dengan program keluarga berencana (KB) dan menetapkan batas usia minimal pernikahan.

  • Peningkatan kualitas tenaga kerja
kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Untuk memperbaiki kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberi subsidi kesehatan, layanan kesehatan masyarakat, membangun rumah sakit, pengadaan dokter dan obat, perbaikan lingkungan, serta menjamin keselamatan kerja. Sementara itu tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara program pendidikan dasar, memperbaiki gedung sekolah, pengadaan kursus dan balai latihan kerja, seminar, dan magang.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2181492-dampak-pengangguran-dan-upaya-mengatasi/#ixzz1u782m1nK

5.Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.

Pengertian Inflasi menurut para ahli :
Pengertian Inflasi menurut Winardi (1995 : 235)
definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu periode di mana kekuatan membeli kesatuan moneter turun. Inflasi (inflation) dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan.

Pengertian Inflasi menurut Bodie dan Marcus
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan.

Pengertian Inflasi menurut Weston dan Copeland
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.

6.Macam-macan Inflasi
a.Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
  • Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
  • Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)
  • Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)
  • Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

b.Berdasarkan penyebab dari Inflasi :
  • Demand inflation / inflasi permintaan. Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat.
  • Cost inflation / inflasi  penawaran. Inflasi ini timbul  karena kenaikan biaya produksi atau berkur­angnya penawaran agregatif.

c.Berdasarkan asal dari inflasi :
  • Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
  • Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

7.Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh  juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

8.Hubungan Inflasi Dan Pengangguran Di Indonesia
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut..
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena banyak orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung kalau hujan. Juga para pedagang kaki lima dan tukang becak, bahkan orang demo saja dibayar. Yang menjadi kekhawatiran adalah jika banyak para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya.

Sumber  :
Sumber 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar