Selasa, 08 Mei 2012

Pengangguran Dan Inflasi

1.Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
2.Jenis dan Macam Pengangguran

a.Menurut lama waktu kerjanya :

1.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment). adalah orang  yang sama sekali tidak bekerja
2.      Setengah menganggur (Underemployment). Adalah orang yang bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja
3.      Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Adalah  Tenaga kerja  yang tidak bekerja secara optimum karena tidak ada kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuannya.

b.Menurut penyebabnya :

  1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment. Adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
  2. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment. Adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur atau disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja
  3. Pengangguran Siklikal / Siklus. Adalah  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turunnya aktifitas atau keadaan perekonomian suatu Negara (business cycle).
  4. Pengangguran Struktural. Adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidakcocokkan  antara keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tesedia atau pengangguran akibat adanya perubahan struktur ekonomi.

3.Dampak pengangguran terhadap lingkungan sosial
Tingkat pengangguran yang tinggi dapat membawa berbagai dampak pada proses pembangunan ekonomi. Agar tidak terus berlanjut, pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran, karena masalah pengangguran adalah masalah yang sangat vital dan sensitif bagi kestabilan ekonomi dan keamanan suatu negara. Pengangguran dapat membawa dampak yang sangat berbahaya jika tidak segera diatasi. Pengangguran berdampak dalam bidang ekonomi, sosial, maupun secara individual pada pelaku pengangguran itu sendiri. Diantara dampak pengangguran tersebut antara lain:

  1. Penurunan permintaan agregat.
  2. Penurunan penawaran agregat.
  3. Penurunan tingkat upah.
  4. Penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat.
  5. Penurunan tingkat investasi.
  6. Penurunan penerimaan pajak.
  7. Munculnya sektor informal.
  8. Menimbulkan masalah sosial.
  9. Penurunan potensi dan produktivitas individu.

4.Upaya mengatasi pengangguran
Dampak dari pengangguran akan terus meluas jika tidak segera diatasi. Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi pengangguran :
  • Memperluas kesempatan kerja
perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
  1. meningkatkan kegiatan produksi
  2. meningkatkan investasi
  3. meningkatkan proyek pekerjaan umum
  4. mendorong kegiatan wirausaha
  5. meningkatkan program padat karya
  6. meningkatkan kegiatan ekspor impor.

  • Menurunkan jumlah angkatan kerja
pengangguran antara lain disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang terlalu cepat. Untuk mengurangi pertumbuhan angkatan kerja tersebut dilakukan dengan program keluarga berencana (KB) dan menetapkan batas usia minimal pernikahan.

  • Peningkatan kualitas tenaga kerja
kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Untuk memperbaiki kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberi subsidi kesehatan, layanan kesehatan masyarakat, membangun rumah sakit, pengadaan dokter dan obat, perbaikan lingkungan, serta menjamin keselamatan kerja. Sementara itu tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara program pendidikan dasar, memperbaiki gedung sekolah, pengadaan kursus dan balai latihan kerja, seminar, dan magang.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2181492-dampak-pengangguran-dan-upaya-mengatasi/#ixzz1u782m1nK

5.Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.

Pengertian Inflasi menurut para ahli :
Pengertian Inflasi menurut Winardi (1995 : 235)
definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu periode di mana kekuatan membeli kesatuan moneter turun. Inflasi (inflation) dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan.

Pengertian Inflasi menurut Bodie dan Marcus
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan.

Pengertian Inflasi menurut Weston dan Copeland
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.

6.Macam-macan Inflasi
a.Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
  • Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
  • Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)
  • Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)
  • Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

b.Berdasarkan penyebab dari Inflasi :
  • Demand inflation / inflasi permintaan. Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat.
  • Cost inflation / inflasi  penawaran. Inflasi ini timbul  karena kenaikan biaya produksi atau berkur­angnya penawaran agregatif.

c.Berdasarkan asal dari inflasi :
  • Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
  • Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

7.Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh  juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

8.Hubungan Inflasi Dan Pengangguran Di Indonesia
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut..
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena banyak orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung kalau hujan. Juga para pedagang kaki lima dan tukang becak, bahkan orang demo saja dibayar. Yang menjadi kekhawatiran adalah jika banyak para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya.

Sumber  :
Sumber 3

Strategi Pembangunan Indonesia


Setiap negara tentunya memiliki strategi masing-masing untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di setiap periode tahunnya. Begitupun Indonesia, setiap kali mengalami pergantian pemerintah maka strategi yang diterapkan pun akan berubah-ubah sesuai dengan target dan kebijakan pemerintah yang memiliki wewenang pada saat itu.
Dimulai dari era Orde Lama sampai kini Orde Indonesia Bersatu Jilid II, Indonesia telah banyak mengalami perubahan kebijakan dalam hal pembangunan ekonomi seperti Repelita I-VI dan strategi lainnya. Pada era saat ini dimana Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia dan Bapak Boediono sebagai wakil presiden, pemerintah bersama dunia usaha, kepala daerah dan sejumlah pemangku kepentingan tengah membahas draf rencana MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) untuk mengkonkretkan agenda pembangunan nasional melalui keterlibatan BUMN dan investor swasta.
SBY menuturkan jika master plan MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) lebih berkaitan dengan investasi, bisnis, dan pembangunan ekonomi. Perekonomian middle level investasi tanpa itu ekonomi tidak akan terangkat, dengan investasi besar-besaran di seluruh Indonesia, UMKM (Usaha Menengah, Kecil Menengah) juga turut bergerak.
Aspek perdagangan dan wisata tidak mungkin terpisahkan karena kedua bidang ini saling terkait satu sama lain. UMKM juga akan terus digalakkan dengan melaksanakan sejumlah program untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan serta menjadi kontrol strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia.
SBY mengharapkan P3EI itu memiliki bobot yang tinggi dengan melakukan benchmark terhadap rencana induk yang dimiliki oleh sejumlah negara sahabat yang sudah terbukti sukses dalam menjabarkan rencana induknya seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
Terkait dengan itu, Presiden meminta BUMN menjadi pilar dan kontributor utama bagi pengembangan ekonomi nasional. BUMN bisa melakukan kemitraan dengan sesamanya atau dengan pihak swasta. Pola itu, ungkapnya, bisa diterapkan dalam implementasi program P3EI 2011-2025.
Berkaitan dengan strategi pembangunan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa Indonesia masih menganut strategi pembangunan empat jalur yaitu:
1.      pro pertumbuhan jelas
2.      pro lapangan kerja
3.      pro kemiskinan
4.      pro lingkungan

Jika ekonomi tidak tumbuh, maka kesejahteraan dan perekonomian tidak akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini telah mencapai 6-7%, namun sebaiknya pertumbuhan ini tidak hanya terpusat di kota besar seperti Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
Defenisi  Pembangunan

Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan ­Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota (Kuncoro, 2004).
Kemudian muncul sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan pendapatan per kapita. Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Kontribusi mulai digantikan dengan kontribusi industri. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada (Kuncoro, 2004).
Strategi pembangunan adalah segala bentuk cara yang dilakukan suatu organisasi untuk mencapai Visi dan Misi. Dalam sebuah organisasi diperlukan kinerja yg baik untuk mencapai kesuksesan.tanpa kinerja yang baik semuanya akan berakhir pada kegagalan.

2.Indicator Pengukur Keberhasilan Pembangunan
Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-faktor   sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Deddy T. Tikson (2005) telah meringkaskan kelima indicator tersebut :

1.Pendapatan perkapita
pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Pertumbuhan pendapatan nasional selama ini telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2.Struktur ekonomi
Peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita, konstribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.

3.Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

4.Angka Tabungan
Perkembangan sektor industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5.Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat karna indikator makro ekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.
Indeks ini dihitung berdasarkan :
(1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun
(2) angka kematian bayi
(3) angka buta huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka buta huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.

6.Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.


Sumber :


Sabtu, 05 Mei 2012

Tugas PKTI 2B


1. Lapisan-lapisan Sistem UNIX :
a. Lapisan sistem hardware : lapisan yang paling dalam yang terdiri dari komputer dan piranti pendukungnya seperti disk, tape, printer dan lain-lain.
b. Lapisan kernel : merupakan sejumlah program yang menangani secara detail sumber daya komputer, mengorganisir sistem file dan mengurus disk dan tape (otak dari sistem operasi) .
c. Lapisan Utilitas : lapisan yang berfungsi untuk melakukan akses system bagi pemakai .
d. Lapisan shell : Lapisanyang berfungsi untuk penghubung system dan pemakai, menerjemahkan dan melaporkan kepada kernel apa yang harus dilakukan .

2. Kemampuan sistem operasi UNIX :
a. Multi user Sistem : dapat digunakan oleh lebih dari satu orang pada satu waktu .
b. Multi tasking : dapat melakukan beberapa tugas atau proses pada waktu yang bersamaan .
c. Portabilitas : dapat dengan mudah dipakai ke system operasi yang lain .
d. Sistem file hirarki : Memungkinkan pemakai mengorganisasikan informasi atau data dalam bentuk struktur pohon (tree) yang terdiri dari file dan direktori .

3. Pemakai sistem operasi UNIX/LINUX :
Kelompok yang dapat mengakses suatu file dan direktori pada unix dibagi menjadi 3 bagian :
a. Owner : pemakai yang menciptakan file/direktori bersangkutan
b. Group : kelompok sejumlah pemakai yang mempunyai hak sama (hanya bisa melihat dan menambah)
c. Other : semua pemakai diluar owner dan group
Pemakai berdasarkan wewenang terhadap sistem :
a. superuser : pemakai dengan wewenang tertinggi yang dapat melakukan apa saja terhadap system .
b. pemakai biasa : pemakai yang mempunyai hak terbatas terhadap home direktori masing-masing .

4. Contoh lima perintah di UNIX/LINUX :
Mkdir : membuat direktori baru
Contoh : mkdir tugas
Cat : melihat isi file
Contoh : $ cat file1.doc
Cp : membuat salinan ( copy ) file
Contoh : $ cp file.1.doc file1b.doc
Rm : menghapus file
Contoh : rm file1.doc
Adduser : menambah pengguna baru
Contoh : # adduser contoh
                # passwd contoh#



5. Susunan Direktori
root@ubuntu[/]$ sudo su
root@ubuntu[/]# home
root@ubuntu[/home]# mkdir SEPAK BOLA
root@ubuntu[/home]# cd SEPAKBOLA
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# mkdir MU
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# cd MU
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA /MU]# mkdir RONEY
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA /MU]# cd ..
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# mkdir LIVERPOOL
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# cd LIVERPOOL
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA /LIVERPOOL]# mkdir GERARD
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA /LIVERPOOL]# cd ..
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# mkdir CHELSEA
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA]# cd CHELSEA
root@ubuntu[/home/SEPAKBOLA /CHELSEA